Kekayaannya kini diperkirakan mencapai US$2,7 miliar (lebih dari Rp27 triliun). Ia menjadi salah satubillionaire di Brazil. Popularitasnya melebihi bintang-bintang sepakbola Brazil yang sangat legendaris di dunia. Padahal dia tak muda lagi. Lelaki itu adalah Silvio Santos.
Yang membuat banyak orang kagum kepadanya latar belakangnya adalah orang miskin. Silvio lahir di Rio de Janeiro, Brazil, pada 12 Desember 1930. Karena miskinnya sejak kecil ia dituntut untuk membantu keuangan keluarga dengan berdagang di jalanan sejak usianya 14 tahun. Ternyata caranya berdagang berbeda dengan para pedagang lain. Ia pintar bicara, pintar merayu, dan bicaranya seperti penyiar radio. Ia juga pandai memelihara pelanggannya. Dengan cara begitu tak hanya dagangannya laku tetapi jumlah pelanggannya terus bertambah.
Yang membuat banyak orang kagum kepadanya latar belakangnya adalah orang miskin. Silvio lahir di Rio de Janeiro, Brazil, pada 12 Desember 1930. Karena miskinnya sejak kecil ia dituntut untuk membantu keuangan keluarga dengan berdagang di jalanan sejak usianya 14 tahun. Ternyata caranya berdagang berbeda dengan para pedagang lain. Ia pintar bicara, pintar merayu, dan bicaranya seperti penyiar radio. Ia juga pandai memelihara pelanggannya. Dengan cara begitu tak hanya dagangannya laku tetapi jumlah pelanggannya terus bertambah.
Suatu kali seorang pencari bakat dari sebuah radio mengamati cara berdagangnya. Ia terkagum-kagum bagaimana cara Silvio remaja menawarkan payung dan dompet. Menurutnya, cara bicara Silvio untuk meyakinkan calon pembelinya akan menarik jika dijadikan program radio.
Tak lama kemudian Silvio kecil jadi penyiar radio. Namun hanya bertahan sebulan karena penghasilannya sebagai penyiar radio jauh lebih kecil dari hasil berdagang di Jalanan Rio de Janeiro. Ia pun kembali jadi pedagang jalanan.
Beberapa waktu kemudian ia pergi ke Sao Paulo. Di kota itu ia kerja serabutan. Berbagai pekerjaan ia ambil, termasuk jadi pedagang jalanan dengan iming-iming hadiah yang bisa dipilih pembelinya. Ternyata bakat menjual –seperti tukang obat di Indonesia—menarik minat pengelola program televisi. Ketika itu televisi menjadi barang baru di Brazil (dan dunia). Maka ia pun jadi pembawa acara TV jenis hiburan. Dari sanalah hidupnya berubah. Ia tiba-tiba saja jadi selebritis yang penampilannya ditunggu pentonton televisi.
Setelah terkenal sebagai pembawa acara televisi ditambah kekayaan yang melimpah, tahun 1976 Silvio mulai tertarik berbisnis. Tak tanggung-tanggung, sebagai selebriti TV ia ingin memiliki TV sendiri. Tahun 1981 ia bisa mendapat izin mendirikan jaringan televisi bernama TVS di Sao Paulo. Channel televisi itu cepat berkembang. Jaringan televisi inilah yang sekarang dikenal sebagai Sistema Brasileiro de Televisao (SBT), jaringan televisi terbesar ketiga di negara itu.
Kini berbagai bisnis dimilikinya di bawah payung grup konglomerasinya bernama Grupo Silvio Santos. Di bawah grup ini ia mengelola 40-an perusahaan yang bergerak mulai bidang yang berhubungan dengan televisi, agrobisnis, perusahaan otomotif dan perhotelan. Tak heran kekayaannya makin menumpuk. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Silvio sekitar US$2,7 miliar (sekitar Rp27 triliun).
Sukses hidupnya banyak dipelajari orang. Setidaknya perubahan nasibnya dari pedagang jalanan hingga menjadi konglomerat itu membuktikan sekaligus memberi dorongan pada banyak orang bahwa sukses adalah milik siapa saja. Bahwa kekayaan bisa diraih oleh siapa pun asal mau bekerja keras dan persisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar