Kamis, 30 Januari 2014

Tehnik Goal Setting : apa dan bagaimana berdasarkan ilmu pikiran

Pembaca, salah satu kesuksesan diri kita tidak terlepas dari rancangan yang tepat yang kita desain. Desain ini bisa dalam jangka panjang atau juga dalam pecahan jangka menengah atau pendek. Rancangan target yang kita inginkan inilah yang namanya Goal Setting.
Ini sangat membantu perusahaan dan juga karyawan yang menargetkan pertumbuhan target penjualan dalam hitungan tahun, semester atau juga triwulan atau satuan waktu yang lain.

Goal setting ini sangat menarik karena banyak sekali beredar cara-cara goal setting tergantung dari aliran ilmu dan siapa yang dibawakan. Dari sekian banyak tehnik yang saya kumpulkan dan saya review, pada umumnya goal setting tidak jauh-jauh dari hal-hal berikut : harus tertulis, dijadikan afirmasi, melakukan visualisasi dan lainnya.
Yang menarik adalah goal setting versi motivator dengan versi pembelajar pikiran, ternyata sangat berbeda jauh. Pembelajar pikiran yang saya maksud adalah dari ilmu coaching dan juga mental terapi. Goal seting bukan hanya berbicara tentang angka hasil target yang ingin dicapai, tetapi lebih kompleks dari itu. Sebelumnya mari kita lihat berdasarkan cara yang umum bagaimana goal setting terjadi. Goal setting biasanya :
  • Tertulis dan menggunakan tehnik SMART (spesifik, Measureable, Acvhieveable, Result Oriented, dan Timebound).
  • Menggunakan tehnik visualisasi.
  • Menggunakan afirmasi dan komitmen.
  • Menggunakan briefing mingguan untuk tetap mengingatkan dan mengetahui pencapaian yang telah terjadi.
  • Merumuskan dan mengevaluasi tindakan yang sudah dicapai, tehnik yang digunakan dan strategi yang dipakai.
  • Melakukan pendekatan perubahan perilaku berdasarkan kapabilitas. (orang NLP bilang bahwa ini adalah fleksibilitas).
  • Terus bertindak hingga mencapai hasil.
Jadi goal seting bukan hanya tentang masalah berapa target yang ingin dicapai kemudian ditulis dan melakukan komitmen. Goal setting adalah keseluruhan tindakan, perilaku, mental, fisik dan emosi yang perlu terjadi.
Namun begitu banyak cara goal setting, lalu mengapa hal hanya sedikit yang mampu mencapainya?
Pertanyaan ini menarik terutama jika pemimpin team sedang mengejar target namun belum berhasil. Nah, artikel ini adalah untuk anda yang hingga saat ini telah melakukan goal setting tetapi masih belum berhasil.
Berikut adalah cara goal setting berdasarkan ilmu pikiran, khususnya kinerja pikiran bawah sadar (bukan ilmu motivator). Dalam menntukan goal setting maka ada beberapa unsur yang perlu ada :
  1. Target hasil yang diinginkan harus jelas (clear). Jelas tidak sama dengan spesifik!! Ini yang perlu dicatat dan digaris bawahi. Spesifik berbicara tentang konteks yang ingin dituju. Sedangkan jelas (kejelasan / clarity) berbicara tentang bentuk apa yang nantinya akan diterima. Karena itu walau sudah ditulis, tetapi jika tidak ada kejelasan, maka tidak akan dijalankan / dikejar oleh pikiran bawah sadar. Satu contoh, misalnya ada orang yang ingin memiliki peningkatan penghasilan sebesar 20% dari penghasilannya yang sekarang.  Apakah 20% itu jelas untuk pikiran bawah sadar? TIDAK. Persentase ditujukan untuk pikiran sadar, bukan pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar lebih suka dengan kata uang. Jadi anda harus mengkonversikan dulu, berapa angka nyata (dalam rupiah) 20% itu. Nah, itu baru jelas (clarity). Bagaimana dengan spesifik? Spesifik adalah dimana konteks penghasilan itu anda dapatkan, apakah dari kenaikan gaji (sesuai dengan pekerjaan atau kenaikan jabatan yang dan dapatkan), apakah dari usaha anda yang lain, apakah dari pengembangan bisnis anda (buka cabang), apakah dari hasil investasi anda, apakah dari usaha sampingan, atau yang lain? So, sekarang anda pasti sudah tahu bahwa untuk membuat goal setting tidak hanya butuh spesifik tetapi juga butuh kejelasan. Anda pasti sudah bisa mengidentifikasi langkah pertama ini. Target ini nantinya berkaitan dengan panggilan hidup (dedikasi) anda.
  2. Setelah anda memutuskan target dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah ditulis. Untuk hal ini tidak ada yang istimewa. Tetapi anda mungkin membutuhkan grapholog untuk dapat mengamati jenis tulisan dan gaya menulis anda sebagai validasi kesiapan pikiran bawah sadar anda. Dari graphologi ini bisa diketahui apakah anda memiliki beban mental atau tidak dalam melaksanakan pekerjaan anda atau dalam mengejar target tertulis anda tersebut. Cara lain untuk dapat melakukan validasi terhadap target anda adalah dengan mengecek perasaan yang muncul. Plong atau mengganjal? Merasa punya greget atau hambar? Jika anda merasa hambar atau juga ada rasa mengganjal yang muncul, maka sebenarnya target yang anda tuliskan tersebut sedang ditolak oleh pikiran bawah sadar. Jika anda merasa plong atau muncul rasa greget, maka target yang anda tulis tersebut akan dijalankan. Jadi, anda harus membereskan masalah mental dulu jika anda perasaan mengganjal / hambar.
  3. Setelah target ditulis dengan perasaan plong, maka langkah berikutnya adalah melakukan penanaman target dengan visualisasi. Melakukan visualisasi juga ada tehnik khusus. Visualisasi ada 2 area. Area pikiran sadar, dan area pikiran bawah sadar. Perbedaannya ada di perasaan yang muncul. Pada pikiran sadar maka visualisasi tidak akan ada gunanya, kecuali hanya untuk mengingat. Tetapi untuk efektivitas, maka visualisasi harus tertanam langsung dipikiran bawah sadar. Dalam mengakses pikiran bawah sadar, maka harus ada proses Trans Derivational Search (TDS) alias kesadaran kedalam diri. Ada sangat banyak cara untuk memunculkan TDS ini, salah satunya adalah dengan bernafas 1 : 2. Atau juga mengakses tempat kedamaian pribadi dalam proses relaksasi. Proses ini harus diakses dahulu secara sengaja baru kemudian target diimplan. Fungsi langsung mengimplan di PBS adalah meng-attach target tersebut dengan perasaan positif.
Sebagai catatan bahwa proses visualisasi Pikiran sadar adalah aktif, sedangkan pikiran bawah sadar adalah permissive. Jadi saat berhubungan dengan pikiran bawah sadar, visualisasi yang muncul haruslah “meminta izin” dari pikiran bawah sadar agar dijalankan dengan gembira dan tanpa adanya paksaan. Dari sinilah efektivitas visualisasi tidak perlu diulang-ulang, biasanya cukup sekali dan bisa langsung dijalankan. Pengulangan visualisasi tersebut hanya dilakukan apabila merasa diperlukan atau juga merasa rindu dengan tempat kedamaian.
Agar program / sugesti dijalankan dengan lebih mudah, maka proses visualisasi membutuhkan tehnik garis waktu disertai dengan peripheral vision. Tehnik garis waktu ini adalah tehnik dimana kita mengundang semua sumberdaya yang dibutuhkan termasuk keberuntungan-keberuntungan yang akan terjadi dalam perjalanan kita nantinya. Sedangkan peripheral vision adalah untuk mempercepat konteks proses perjalanan hidup kita tercapai.
  1. Setelah visualisasi terjadi, maka langkah berikutnya adalah melakukan afirmasi. Afirmasi juga ditanam dipikiran bawah sadar. Caranya? Sama dengan memunculkan TDS tadi lalu diimplan. Afirmasi bersifat 2 hal : hal umum dan juga spesifik. Umum misalnya “saya adalah magnet rejeki” sedangkan yang bersifat spesifik “bulan ini saya berhasil mendapatkan penghasilan sebesar Rp. X”. Penggunaan afirmasi ini tergantung dari konteks yang anda tempatkan. Apabila kesulitan, maka cukup implan afirmasi yang bersifat umum saja.
  2. Sisanya untuk briefing, merumuskan strategi dan tehnik, fleksibilitas, dan evaluasi, kita bisa akses dan menentukannya melalui pikiran bawah sadar. Karena yang satu ini membutuhkan kecerdasan pikiran sadar. jadi, saya serahkan kembali kepada masing-masing pemimpin. Namun perlu dicatat bahwa jika perasaan masih mengganjal, maka strategi atau juga tehnik tidak akan bekerja.
Sebagai bonus, saya berikan tehnik bagaimana menentukan impian. Pertama impian yang baik bukan hanya berdasarkan passion, tetapi yang lebih tinggi dari passion yaitu dedikasi. Dedikasi berbicara tentang diri anda yang unik yang mengerti tentang kehidupan itu sendiri.
Untuk mempermudah pemahaman, coba jawab pertanyaan berikut : apakah pekerjaan yang sekarang anda jalani adalah dedikasi anda?
Jika anda menilai hidup ini begitu indah, bagian mana dari hidup anda yang ingin anda dedikasikan? Kepada apa? Kepada siapa? Dalam konteks apa?
Dedikasi berbicara lebih dalam dari sekedar passion. Orang-orang yang paling sukses dalam bisnis yang juga menjaga pelayanan prima adalah orang-orang yang sangat berdedikasi tinggi. Mereka rela untuk memberi lebih agar yang lain juga menjadi lebih baik. Dedikasi adalah advance level dari passion.
Kedua, jika anda sudah memiliki dedikasi, saatnya memperbesar dedikasi tersebut dalam sebuah visi jangka panjang. Visi (impian) harus jangka panjang dan besar sekalian. Contoh : bikin restoran yang memiliki 1000 cabang seluruh asia. Atau juga membuat pelayanan / jasa anda menyentuh satu juta orang. Dan lainnya. Tentu hal-hal seperti itu tidak bisa dicapai dalam waktu cukup singkat. Anda perlu waktu untuk fokus dan membangun dan memakai setiap sumberdaya terus menerus tanpa henti.
Nah, setelah anda mengetahui jangka panjangnya, maka pecahlah menjadi target tahunan anda.  Mudah bukan?
Ingat, perasaan anda harus plong!!
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOTIVASI HARI INI

VSIcenter.com | Peluang Bisnis VSI | Veritra Sentosa Internasional | Veritra Pay | Habs Pro | Bisnis Ustadz Yusuf Mansur
VSIcenter.com | Peluang Bisnis VSI | Veritra Sentosa Internasional | Veritra Pay | Habs Pro | Bisnis Ustadz Yusuf Mansur